Tips Menentukan Proyektor Yang Baik
Proyektor sekarang bukan barang yang mahal. Ada sih yang harganya mahal menyerupai proyektor home theater. Tapi banyak juga proyektor multimedia yang harganya terjangkau. Karena itu di rumah ibadah, sekolah, kantor, auditorium, ruang konser, produk yang satu ini sudah lazim dipakai. Nah, kalau Anda mau beli proyektor untuk rumah ibadah atau sekolah, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikanselain harga unitnya.
Hmm, kalau proyektor akan ditempatkan di ruang kelas, atau di ruang rapat yang masih mempunyai cahaya, pilih proyektor dengan tingkat jelas yang tinggi (lumens besar). Sebab proyektor perlu bersaing dengan cahaya yang ada biar gambar yang diproyeksikan tetap terlihat. Lumens yang tinggi juga perlu bila yang diproyeksikan ialah teks, grafis atau bahan yang perlu detil dan akan dilihat oleh banyak orang.
Untuk ruang kelas, 2000 – 3000 lumens sudah memadai. Kalau untuk auditorium atau ruang konferensi yang luas, sebaiknya pilih 3000 lumens ke atas. Tapi kalau untuk menikmati home cinema berkualitas, Anda disarankan menentukan proyektor yang dapat beroperasi di ruangan yang gelap gulita. Kaprikornus lumens-nya tidak perlu tinggi-tinggi, tapi contrast ratio-nya perlu tinggi. Seribu lumens sudah cukup untuk proyektor home cinema.
Ada hal-hal lain yang juga Anda perhatikan yaitu lampu. Umur lampu ialah salah satunya. Kalau umur lampu pendek, pertimbangkan lagi pembelian proyektor. Sebab harga lampu biasanya mahal, dapat sepertiga dari harga unit. Perhatikan juga garansi lampu tadi. Epson EB-X300 misalnya, punya umur lampu hingga 10 ribu jam pada eco-mode dan garansi lampu2 tahun atau 1000 jam.
Yang juga perlu diteliti ialah akomodasi pakai. Menunya gampang dimengerti tidak ya? Jangan hingga bikin susah sehingga perlu orang khusus untuk mengoperasikannya atau mengesetnya. Menu di Epson EB-X300 mendukung bahasa Indonesia loh, jadi seharusnya lebih gampang dipahami. Proyektor ini sudah dibekali fitur auto power on, jadi begitu kabel USB dicolok ia akan otomatis nyala. Juga ada auto source search, jadi sumber input akan dicarikan oleh proyektor sehingga pengguna tak repot mencari-carinya sendiri. Gambar yang miring secara horisontal pun dapat diatur biar lurus dengan menggeser tuas sehingga tak lagi repot memutar-mutar kaki proyektor.
Apa lagi? Rasio aspect dan resolusi, serta bobot proyektor. Kalau Anda suka mindahin proyektor, bobotnya dihentikan terlalu berat dong. Sedangkan kalau untuk home cinema, faktor bunyi juga penting. Jangan hingga bunyi film terganggu oleh desis kipas.
Hmm, kalau proyektor akan ditempatkan di ruang kelas, atau di ruang rapat yang masih mempunyai cahaya, pilih proyektor dengan tingkat jelas yang tinggi (lumens besar). Sebab proyektor perlu bersaing dengan cahaya yang ada biar gambar yang diproyeksikan tetap terlihat. Lumens yang tinggi juga perlu bila yang diproyeksikan ialah teks, grafis atau bahan yang perlu detil dan akan dilihat oleh banyak orang.
Untuk ruang kelas, 2000 – 3000 lumens sudah memadai. Kalau untuk auditorium atau ruang konferensi yang luas, sebaiknya pilih 3000 lumens ke atas. Tapi kalau untuk menikmati home cinema berkualitas, Anda disarankan menentukan proyektor yang dapat beroperasi di ruangan yang gelap gulita. Kaprikornus lumens-nya tidak perlu tinggi-tinggi, tapi contrast ratio-nya perlu tinggi. Seribu lumens sudah cukup untuk proyektor home cinema.
Ada hal-hal lain yang juga Anda perhatikan yaitu lampu. Umur lampu ialah salah satunya. Kalau umur lampu pendek, pertimbangkan lagi pembelian proyektor. Sebab harga lampu biasanya mahal, dapat sepertiga dari harga unit. Perhatikan juga garansi lampu tadi. Epson EB-X300 misalnya, punya umur lampu hingga 10 ribu jam pada eco-mode dan garansi lampu2 tahun atau 1000 jam.
Yang juga perlu diteliti ialah akomodasi pakai. Menunya gampang dimengerti tidak ya? Jangan hingga bikin susah sehingga perlu orang khusus untuk mengoperasikannya atau mengesetnya. Menu di Epson EB-X300 mendukung bahasa Indonesia loh, jadi seharusnya lebih gampang dipahami. Proyektor ini sudah dibekali fitur auto power on, jadi begitu kabel USB dicolok ia akan otomatis nyala. Juga ada auto source search, jadi sumber input akan dicarikan oleh proyektor sehingga pengguna tak repot mencari-carinya sendiri. Gambar yang miring secara horisontal pun dapat diatur biar lurus dengan menggeser tuas sehingga tak lagi repot memutar-mutar kaki proyektor.
Apa lagi? Rasio aspect dan resolusi, serta bobot proyektor. Kalau Anda suka mindahin proyektor, bobotnya dihentikan terlalu berat dong. Sedangkan kalau untuk home cinema, faktor bunyi juga penting. Jangan hingga bunyi film terganggu oleh desis kipas.