Membandingkan Kualitas Autofocus Pdaf Dan Cdaf
Autofocus pada sebuah kamera memegang peranan penting menentukan kualitas gambar yang diambilnya. Bagi fotografer pemula ketika memutuskan ingin membeli kamera, fitur autofocus kurang diperhatikan dan lebih menentukan merk yang memiliki nama.
Sebenarnya setiap kamera telah dilengkapi autofocus, tapi autofocus yang mana? dalam dunia fotografi ada dua macam autofocus yaitu PDAF dan CDAF. Fokus dalam fotografi juga memegang peranan penting untuk menggiring perhatian mata kita kepada subyek utama yang ingin kita tonjolkan. Saat kamera fokus ke satu subyek ,maka area yang ada di depan dan di belakangnya akan tampak tidak fokus (blur). Maka jadi hal yang penting untuk kita sanggup mengatur auto fokus kamera yang tepat, alasannya foto yang sudah blur tidak sanggup dikembalikan lagi fokusnya.
Banyak yang betanya-tanya antara autofocus PDAF dan CDAF bagusan mana? untuk menjawab pertanyaan tersebut sebaiknya Anda paham dulu pengertian dan cara kerja autofocus PDAF dan CDAF.
Autofocus PDAF
Cara CDAF yaitu cara yang paling murah, ditemui di semua kamera digital non DSLR, ibarat kamera saku, prosumer bahkan kamera mirrorless (yang sanggup berganti lensa). CDAF punya prinsip kerja yang mengandalkan kecepatan prosesor kamera untuk menganalisa fokus, tentunya selama proses mencari fokus kamera harus sanggup ‘melihat’ obyek yang difoto melalui sensor gambar. Kamera akan mencari kontras terbaik dan kadang terlihat ada ibarat ‘focus hunting’ gambar terlihat agak maju mundur. Semakin baik prosesor kamera maka proses mencari fokus sanggup lebih cepat dan sanggup juga ‘dipaksakan’ untuk mengikuti subyek yang bergerak walau tetap terlihat focus hunting-nya.
Kelebihan Autofocus CDAF
Cara PDAF ditemui di kamera DSLR, dengan membelokkan gambar yang lewat dari lensa menuju modul auto fokus tersendiri. Kamera DSLR yang lebih mahal punya modul fokus yang lebih canggih dan rumit. Setiap modul punya titik fokus dalam jumlah tertentu, misal sebagian kamera DSLR Canon pakai 9 titik, yang Nikon pakai 11 titik atau lebih. PDAF mengandalkan deteksi fasa sehingga untuk mencari fokus kamera cukup membandingkan perbedaan fasa pada sensornya, tanpa perlu sensor untuk ‘melihat’ gambar. Saat fokus sudah didapat, barulah foto diambil (cermin terangkat) dan sensor merekam gambar yang sudah fokus. Perkecualian ketika kamera DSLR masuk ke mode live-view, maka auto fokusnya juga akan beralih menjadi CDAF.
Kelebihan Autofocus PDAF
Sebenarnya setiap kamera telah dilengkapi autofocus, tapi autofocus yang mana? dalam dunia fotografi ada dua macam autofocus yaitu PDAF dan CDAF. Fokus dalam fotografi juga memegang peranan penting untuk menggiring perhatian mata kita kepada subyek utama yang ingin kita tonjolkan. Saat kamera fokus ke satu subyek ,maka area yang ada di depan dan di belakangnya akan tampak tidak fokus (blur). Maka jadi hal yang penting untuk kita sanggup mengatur auto fokus kamera yang tepat, alasannya foto yang sudah blur tidak sanggup dikembalikan lagi fokusnya.
Banyak yang betanya-tanya antara autofocus PDAF dan CDAF bagusan mana? untuk menjawab pertanyaan tersebut sebaiknya Anda paham dulu pengertian dan cara kerja autofocus PDAF dan CDAF.
Autofocus PDAF
Cara CDAF yaitu cara yang paling murah, ditemui di semua kamera digital non DSLR, ibarat kamera saku, prosumer bahkan kamera mirrorless (yang sanggup berganti lensa). CDAF punya prinsip kerja yang mengandalkan kecepatan prosesor kamera untuk menganalisa fokus, tentunya selama proses mencari fokus kamera harus sanggup ‘melihat’ obyek yang difoto melalui sensor gambar. Kamera akan mencari kontras terbaik dan kadang terlihat ada ibarat ‘focus hunting’ gambar terlihat agak maju mundur. Semakin baik prosesor kamera maka proses mencari fokus sanggup lebih cepat dan sanggup juga ‘dipaksakan’ untuk mengikuti subyek yang bergerak walau tetap terlihat focus hunting-nya.
Kelebihan Autofocus CDAF
- Hasil fokus yang didapat sangat akurat, obyek yang difokus akan terlihat tajam dan detail
- Praktis dan murah, alasannya proses auto fokus hanya melibatkan sensor dan prosesor
- Bisa mendeteksi wajah
- Area atau titik yang ingin difokus sanggup di semua bidang gambar dan sanggup diaplikasikan untuk sistem layar sentuh.
- Focus hunting, kadang jadi usang hingga fokus benar-benar didapat
- Bisa terkecoh oleh obyek lain yang lebih kontras
- Tidak handal untuk fokus kontinu, misal bendanya bergerak
- Focus hunting sanggup terekam juga jikalau rekam video.
Cara PDAF ditemui di kamera DSLR, dengan membelokkan gambar yang lewat dari lensa menuju modul auto fokus tersendiri. Kamera DSLR yang lebih mahal punya modul fokus yang lebih canggih dan rumit. Setiap modul punya titik fokus dalam jumlah tertentu, misal sebagian kamera DSLR Canon pakai 9 titik, yang Nikon pakai 11 titik atau lebih. PDAF mengandalkan deteksi fasa sehingga untuk mencari fokus kamera cukup membandingkan perbedaan fasa pada sensornya, tanpa perlu sensor untuk ‘melihat’ gambar. Saat fokus sudah didapat, barulah foto diambil (cermin terangkat) dan sensor merekam gambar yang sudah fokus. Perkecualian ketika kamera DSLR masuk ke mode live-view, maka auto fokusnya juga akan beralih menjadi CDAF.
Kelebihan Autofocus PDAF
- Proses mendapat fokus yang cepat, tanpa ada hunting
- Handal untuk fokus kontinu, subyek bergerak kiri kanan atau maju mundur tidak masalah
- Bisa diandalkan di daerah agak gelap.
- Kadang walau kamera sudah sanggup fokus, tapi hasil fotonya masih kurang fokus (perlu kalibrasi atau AF fine tune)
- Tidak sanggup digunakan ketika rekam video
- Terbatas hanya sejumlah titik yang ada, dan umumnya semua titik berkumpul di tengah (sulit memfokus benda yang ada di pinggir)
- Modul yang lebih canggih menciptakan harga kamera jadi mahal.